Monday, September 8, 2014

Prolog




DAYANA menyambut huluran segelas susu yang dibuat khas oleh suaminya. Dengan leretan senyuman Dayana bangun dari kerusi lalu pergi kesebelah sang suami. Ya, suami yang kini memiliki sepenuh cintanya.
            “Hmm..ada apa-apa ke ni? Macam ada sesuatu aje senyuman tu.” Tegur sang suami, lalu jemari Dayana dicapai dan digenggam kemas. Dengan senyuman ikhlas, dia melingkarkan tangannya di bahu Dayana. Seperti kebiasaannya, haruman rambut Dayana dicium asyik.
            “Abang, terima kasih sebab tak pernah berputus asa dengan Yana. Terima kasih sebab hadiahkan kebahagiaan ini untuk Yana.” Dayana merebahkan kepalanya di dada bidang suaminya. Sang suami hanya tersenyum lalu memeluk kemas bahu Dayana, perut isterinya yang kian membesar memberi semangat baru dalam hidupnya. Kini Dayana mengandungkan anaknya, dan itu adalah detik yang paling manis dalam hidupnya.
            “Abang yang perlu ucapkan terima kasih pada Yana. Sebab, Yana pilih abang dalam banyak-banyak lelaki yang Yana kenal, dan Yana pilih abang dan bukan dia.” Ujar si suami lagi, lalu bibir itu labuh di dahi isterinya.
            Dayana hanya tersenyum, lantas matanya jatuh pada sebuah potret yang banyak menyimpan kenangan indah zaman remajanya. Potret itu sengaja dia lekatkan di ruang rehat rumahnya, sebagai tanda kenangan abadi antara dia dan si pelukis potret tersebut. Dayana memandang pula kearah potret perkahwinannya, digandingkan bersama dengan potret tersebut. Kedua-duanya adalah gambar kesayangannya. ‘Ya, dalam banyak-banyak lelaki, aku memilih dia dan bukan lelaki-lelaki tersebut, dan diantara dia dan dia..aku memilih insan ini sebagai imamku. Tapi, dia..mungkin insan pertama yang menggetarkan rasa tapi insan ini yang mendatangkan cinta’.

            Dayana memejamkan mata, lalu mendakap erat tubuh suaminya. Ingatannya terbawa pada kenangan lalu. Kisah diantara aku, kau dan dia. Dan ini adalah kisah cintaku..

2 comments:

  1. Terima kasih Nur Atiza, saya akan update lagi n3 ya, teruskan menyokong.

    ReplyDelete